Sebagai bangsa yang beragama, pastinya kita meyakini bahwa dibalik sebuah peristiwa pasti tersimpan potensi yang baik (keuntungan) atau hikmah.
Apa keuntungannya ya...atas kasus pemacungan TKI di Arab Saudi yang saat ini tengah hangat-hangatnya disoroti oleh media massa?
Yang jelas menurut aku sih...untung bagi kasus kasus korupsi yang tadinya dicecar habis habisan menjadi agak sedikit turun level popularitasnya untuk sementara. Media mengalihkan perhatian massa pendukung acara atau beritanya kepada kesulitan kaum miskin dan keteledoran pemerintah untuk menjalankan tugasnya melindungi warganegaranya di luar negeri.
Keuntungan berikutnya, partai sekarang nih...yang sedang diobrak abrik karena ternyata dengan perjalanan waktu sepak terjangnya tidak segarang yang dijanjikan dan ternyata juga isinya ya sama saja...mempunyai peluang untuk paling tidak memakai momentum pemancungan ini sebagai band aid untuk kurang lebih mengobati citra mereka yang banyak lecetnya dengan merangkul keluarga korban atau calon korban dan menggelar panggung pertunjukkan yang intinya adalah 'kami masih peduli' akan kesulitan rakyat kecil.
Ironis memang, sebab dua masalah diantara banyak permasalahan yang menggayuti bumi pertiwi kita tersebut adalah cermin dasar bagaimana kita sebagai bangsa kurang menghormati hak dasar manusia untuk hidup.
TKI - keluar negeri dengan latar yang berbeda namun intinya sama mencari sumber penghidupan - dan itu dijamin oleh konsititusi kita, setiap orang berhak untuk mencari penghidupan yang layak. Nah...dengan pelarangan pengiriman TKI oleh pemerintah...apakah itu bukannya sama dengan pemacungan hak dasar untuk mencari sumber penghasilan?
Korupsi - memancung hak rakyat untuk memperoleh kesejahteraan dan kelayakan hidup yang juga dijaminkan oleh Konstitusi. Akibat korupsi sudah tidak perlu diperjelas lagi saya rasa, cukup lihat sekeliling kita di Indonesia itu sudah mencerminkan betapa kita bersama sama telah melalaikan hak dasar kita sebagai manusia untuk hidup secara layak.
Dua- duanya mempunyai dampak yang sama, sekali hilang tidak akan mungkin untuk memperolehnya kembali secara utuh. Buat saya gak penting itu ribut-ribut di tivi dan media cetak tentang proses saling tuding menuding.
Itu hanya menghabiskan biaya listrik para warga negara yang sibuk menyimak saja, membuat bingung dan akan cepat berlalu seiring dengan suguhan media terhadap kasus bombastis lainnya. Dan hanya sebagai candu bagi kaum politisi untuk tampil di tivi secara berlarut-larut dan semakin lama semakin ngawur saja...
Tapi saya ingin tahu - apa setelah ribut ribut itu ada hasilnya gak untuk menghilangkan kasus-kasus preseden tersebut?
Hikmah yang saya petik dari semua ini, adalah pembelajaran buat saya pribadi bahwa pada dasarnya politisi itu tidak mempunyai jejeg yang jelas dalam membela negara dan bangsanya. Seperti daun mereka itu mengikuti arah angin dan tumbuh seiring dengan sinar matahari.
Arah anginnya dalam hal ini liputan media sementara sinar matahari buat mereka adalah indeks popularitas. Bila tidak ada dua itu...coba saja mengangkat issue tertentu tanpa media dan tanpa adanya kemungkinan untuk populer apakah benar benar akan dirangkul?
Maka, bila ingin melakukan suatu perubahan dan benar benar didukung oleh politisi kita...peganglah media dan lembaga survey, jaminan kesuksesan paling tidak ada lah...
Lights...camera...action!!!

No comments:
Post a Comment